Kamis, 10 Desember 2009

Indonesiaku yang dalam rintihan dan tangisan

setelah jatuhnya pemerintahan orde baru, rakyat Indonesia berfikir bahwa akan cukup sampai disitu saja tindak kriminalitas yang dilakukan oleh para aparatur dan lembaga kenegaraan. Pemerintahan Orba benar-benar jatuh tepatnya pada pembacaan surat pengunduran diri presiden Soeharto pada TANGGAL 21 Mei 1998, pukul 09.00 WIB di hadapan seluruh rakyat indonesia melalui siaran berita berbagai media. namun, ternyata keadaan tidak semakin membaik. Setelah kawan-kawan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran menuntut reformasi birokrasi, hal itu tidak malah memperbaiki keadaan untuk waktu jagka panjang. Hal itu hanya berlangsug dalam waktu yang sekejap saja. Saat ini saja, kita lihat bagaimana keadaan negara ini yang semakin tidak terlihat bentuk dan arah tujuan mau dibawa kemana negara ini. Sedangkan, terdahulunya samapai saat ini dalam berbagai studi pembelajaran begitu tegas dijelaskan bahwa landasan idiil segala pelaksanaan kegiatan dalam NKRI mengacu pada Pancasila dan UUD 1945. Lalu, mengapa hal itu tidak dijadikan sebagai suatu aksi dan aplikasi dari hasil pembelajaran terdahulu. Kalau untuk belejar teori saja spertinya lebih baik,. itu tidak perlu.
tapi, bukan berarti sebagai para pemuda yang saat ini mengerti dam paham bagaimana keadaan negara saat ini, dengan semakin maraknya korupsi di berbagai instansi dari yang paling rendah sampai instansi yang paling tinggi kita hanya diam saja. keadaan seperti ini tidak bisa didiamkan, dalam diri mari kita tanamkan untuk perubahan yang lebih baik yang dimulai dari kita sendiri, mulai sat ini, dan mulai dari hal yang terkecil. Itulah upaya yang mungkin dapat secara perlahan memperbaiki keadaan Inonesia yang sedang merinyih dan menangis. Melihat masyarakat dan alamnya hanya terbuai kebahagiaan dunia dengan pencarian materi sebesar-besarnya tanpa diimbangi kesadaran menjadi yang lebih baik, peduli sesama dan sekitar, serta persiapan untuk anak cucu kita kelak tanpa mengandalkan keegoisan dan sikap individual yang berlebihan.

engkau yang buta

Semilirnya angin berhembus di pagi itu sangat menyejukkan keadaan yang ada di serambi depan rumah Sela, sesejuk hatinya yang selalu ditemani seorang lelaki di sampingnya ketika suka maupun sedih. Roy, lelaki yang sudah beberapa tahun terakhir ini menjadi kekasihnya. Lelaki yang mau menerima Sela apa adanya, setia menemani dan selalu membimbingnya dalam tiap langkah-langkah yang ia lalui. Sela tak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri layaknya orang lain, hal ini karena dia adalah gadis cantik yang terlahir buta. Ya, gadis buta yang selalu merasa hidup seorang diri dalam kegelapan yang ia rasakan tiap hembus nafasnya.

Sela selalu merasa Tuhan tidak pernah bersikap adil dengannya, karena semua orang memiliki sepasang mata yang membuat mereka melihat indahnya dunia dan membuat orang bisa melihat apa-apa yang mereka suka sedangkan dia?? Tidak..

Hal itu, yang membuat Sela membenci semua orang kecuali Roy yang selalu menemaninya dengan cinta kasih, serta perasaan tulus tanpa pamrih sebagai seorang kekasih yang senantiasa setia. Hari-hari mereka lalui berdua dengan suka dan duka serta semangat dan motivasi yang Roy berikan pada gadis cantik yang ia sayangi, Sela.

Hubungan yang terjalin cukup lama, Roy mulai berfikir untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius dengan Sela, yaitu pernikahan. Ketika Roy mulai menanyakan pakan Sela mau menikah dengannya, dengan tegas Sela menjawab bahwa ia akan menikah dengan Roy ketika ia bisa melihat sedangkan saat ini ia masih buta dan ajakan Roy pun ditolak.

Tidak lama setelah ajakan Roy menikahi Sela, tiba-tiba ada seseorang yang tidak mau identitasnya diketahui mengaku akan mendonorkan matanya untuk Sela. Setelah dapat melihat, ajakan Roy kembali ia utarakan untuk mengajak Sela menikah. Tapi, setelah melihat Roy yang juga ternyata buta secara lantang Sela menolak dan ia mengatakan “ Aku tidak ingin memiliki suami yang buta.”

Betapa sakit dan teririsnya hati Roy yang selama ini senantiasa menemani dan setia di samping Sela ketika ia buta. Tapi, ketika ia dapat melihat ia menolaknya. Setelah mendengar perkataan Sela, Roy pergi

dengan air mata yang menetes lalu ia mengirimkan surat pada Sela yang isinya..

“ Jaga mataku baik-baik, sayank!!!”