Kamis, 10 Desember 2009

engkau yang buta

Semilirnya angin berhembus di pagi itu sangat menyejukkan keadaan yang ada di serambi depan rumah Sela, sesejuk hatinya yang selalu ditemani seorang lelaki di sampingnya ketika suka maupun sedih. Roy, lelaki yang sudah beberapa tahun terakhir ini menjadi kekasihnya. Lelaki yang mau menerima Sela apa adanya, setia menemani dan selalu membimbingnya dalam tiap langkah-langkah yang ia lalui. Sela tak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri layaknya orang lain, hal ini karena dia adalah gadis cantik yang terlahir buta. Ya, gadis buta yang selalu merasa hidup seorang diri dalam kegelapan yang ia rasakan tiap hembus nafasnya.

Sela selalu merasa Tuhan tidak pernah bersikap adil dengannya, karena semua orang memiliki sepasang mata yang membuat mereka melihat indahnya dunia dan membuat orang bisa melihat apa-apa yang mereka suka sedangkan dia?? Tidak..

Hal itu, yang membuat Sela membenci semua orang kecuali Roy yang selalu menemaninya dengan cinta kasih, serta perasaan tulus tanpa pamrih sebagai seorang kekasih yang senantiasa setia. Hari-hari mereka lalui berdua dengan suka dan duka serta semangat dan motivasi yang Roy berikan pada gadis cantik yang ia sayangi, Sela.

Hubungan yang terjalin cukup lama, Roy mulai berfikir untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius dengan Sela, yaitu pernikahan. Ketika Roy mulai menanyakan pakan Sela mau menikah dengannya, dengan tegas Sela menjawab bahwa ia akan menikah dengan Roy ketika ia bisa melihat sedangkan saat ini ia masih buta dan ajakan Roy pun ditolak.

Tidak lama setelah ajakan Roy menikahi Sela, tiba-tiba ada seseorang yang tidak mau identitasnya diketahui mengaku akan mendonorkan matanya untuk Sela. Setelah dapat melihat, ajakan Roy kembali ia utarakan untuk mengajak Sela menikah. Tapi, setelah melihat Roy yang juga ternyata buta secara lantang Sela menolak dan ia mengatakan “ Aku tidak ingin memiliki suami yang buta.”

Betapa sakit dan teririsnya hati Roy yang selama ini senantiasa menemani dan setia di samping Sela ketika ia buta. Tapi, ketika ia dapat melihat ia menolaknya. Setelah mendengar perkataan Sela, Roy pergi

dengan air mata yang menetes lalu ia mengirimkan surat pada Sela yang isinya..

“ Jaga mataku baik-baik, sayank!!!”

Tidak ada komentar: